Senin, 07 Februari 2011

teknologi pembuatan film animasi

Proses pembuatan animasi
Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional.
Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. “Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit.” Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses, tetapi terkadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat.

proses pembuatan film 2 Dimensi
Celluloid (konvensional)
Teknik Celluloid (terkadang disebut menjadi cell) ini merupakan teknik mendasar dalam pembuatan film animasi klasik. Setelah gambar mejadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer keatas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang/ sel (cell) dan diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film tersebut akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera didalam ruangan yang serba hitam.
Objek utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground) dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak.
Pra-produksi:
  • Konsep,
  • Skenario,
  • Pembentukan karakter,
  • Storyboard,
  • Dubbing awal,
  • Musik dan sound FX
Pasca-produksi:
  • Lay out (Tata letak),
  • Key motion (Gerakan kunci/ inti),
  • In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
  • Clean Up (Membersihkan gambar dengan menjiplak)
  • Background (Gambar latar belakang),
  • Celluloid (Ditransfer keatas plastik transparan)
  • Coloring (Mewarnai dengan tinta dan cat).

Komputer
Setelah perkembangan teknologi komputer di era 80-an, proses pembuatan animasi 2 dimensi menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik konvensional, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari awal. Proses pembuatan animasi 2Dimensi digital terdiri dari:
Pra-produksi:
  • Konsep,
  • Skenario,
  • Pembentukan karakter,
  • Storyboard,
  • Dubbing awal,
  • Musik dan sound FX
Pasca-produksi:
  • Lay out (Tata letak),
  • Key motion (Gerakan kunci/ inti),
  • In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
  • Background (Gambar latar belakang),
  • Scanning
  • Coloring.


proses pembuatan film 3 Dimensi

Film animasi secara digital sekarang mulai banyak dilirik oleh berbagai kalangan karena sebagai salah satu solusi untuk menekan biaya produksi.

Animasi di Indonesia

Perkembangan animasi sebenarnya telah meluas di Indonesia, bahkan ada beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar dikerjakan oleh tenaga ahli lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia sudah lama terkenal hanya sebagai tempat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika Serikat. Data Ainaki (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) mencatat nama-nama studio animasi Indonesia, diantaranya adalah: Frozzty Entertainment, Tunas Pakar Integraha, Castle Production, Mirage, Pustaka Lebah, Jogjakartun, Mrico, Animad Studio, Jelly Fish, Bulakartun, Griya Studio, Bening Studio, Studio Kasatmata, Asiana Wang Animation, Bintang Jenaka Cartoon Film, Red Rocket, Infinity Frameworks dan lain-lain.

contoh gambar-gambar cartoon:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar